Salah satu momen di tanggal 27 Februari adalah Hari Penyakit Langka Sedunia. Mungkin belum banyak yang mengetahuinya, termasuk saya.
Karena saya pun baru mengetahuinya ketika saya mengikuti sharing session bersama Sanofi Indonesia serta Yayasan MPS dan Penyakit Langka beberapa waktu lalu di Jakarta.
Di hadiri oleh Sasi, salah satu penderita penyakit langka; beberapa orang tua pasien penyakit langka; Ibu Peni Utami, Ketua Yayasan MPS dan Penyakit Langka Indonesia; Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K); awak media dan blogger, selama beberapa jam kita sharing tentang tantangan dan harapan para pasien penyakit langka di Indonesia.
Di sini, saya baru mengetahui bahwa suatu penyakit dikatakan penyakit langka jika penderitanya kurang dari 2.000 orang di suatu negara.
Seperti, penyakit MPS II, penyakit Pompei, penyakit Gaucher, atau 7000 jenis penyakit lainnya. Walaupun begitu, penyakit ini menyumbang 35% angka kematian dan menjangkit 350 juta orang di dunia.
Sedangkan, di Asia Tenggara sendiri 9% dari populasi atau sekitar lebih dari 45 juta orang menderitanya. Penyakit ini mengancam kehidupan penderita, dan bersifat kronik serta progresif.
Selain itu, penyakit ini sulit di diagnosis dan di obati, minim informasi tentang penyakit langka, membutuhkan banyak dokter spesialis, menjalani berbagai tes, terkendala sulitnya mengakses obat-obatan, ditambah lagi harga pengobatan yang tinggi, sehingga menyebabkan pasien penyakit langka memiliki kemungkinan angka kematian yang tinggi.
Untuk mendiagnosis penyakit penderita saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dikarenakan banyak tahapan sebelum di pastikan bahwa pasien benar-benar menderita penyakit langka.
Belum lagi diagnosis awal yang sering tidak tepat, sehingga menyulitkan langkah penyembuhan sesegera mungkin. Seperti, Ibu Fitri Yenti yang membutuhkan waktu satu tahun lebih untuk mengetahui anaknya, Umar Abdul Azis, menderita penyakit MPS II.
Atau Sukron, anak dari Ibu Amin, yang harus meninggal di usia 2 tahun 5 bulan, dikarenakan keterbatasan akses tenaga kesehatan sehingga terlambat di diagnosis dengan tepat.
Saat ini, memang baru Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang bisa menangani pasien penyakit langka dengan optimal.
Di bantu Dr. dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K), pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak, para pasien di diagnosis, di terapi, serta penanganan lain untuk membantu kesembuhannya.
Baca juga: Diet yang sesuai dengan kondisi tubuh
Pengobatan untuk pasien penyakit langka memang diharuskan secara berkala, dikarenakan pertumbuhan dan progress kesembuhannya terancam tidak stabil jika tidak dilakukan terapi dan perawatan intensif berkelanjutan.
Uang yang tidak sedikit tentunya harus disiapkan untuk pasien penyakit langka. Salah satu orang tua pasien bercerita, dirinya mengelurkan sekitar 7 juta perbulannya untuk pengobatan anaknya. Sungguh, bukan biaya yang sedikit.
Tentunya keluarga pasien berharap di dukung secara mental dan materi dari segala pihak, agar tetap tersenyum tegar dalam menghadapi kehidupan. Walaupun mereka tetap bersyukur pemerintah membantu menghilangkan pajak dari obat-obatan yang mahal.
Tentunya keluarga pasien berharap di dukung secara mental dan materi dari segala pihak, agar tetap tersenyum tegar dalam menghadapi kehidupan. Walaupun mereka tetap bersyukur pemerintah membantu menghilangkan pajak dari obat-obatan yang mahal.
Mereka juga berterima kasih dengan dokter yang membantu kesembuhan buah hatinya, serta Yayasan MPS dan pemangku kepentingan lainnya yang memberikan bantuan donasi.
Lalu, apa yang bisa kita berikan kepada pasien penyakit langka dan keluarganya?
Jika kalian bisa memberikan bantuan berupa materi, tentunya itu sangat baik. Bisa di berikan secara langsung maupun melalui Yayasan MPS.
Dikarenakan Yayasan MPS dan beberapa pihak terkait tetap membutuhkan donasi, demi berkelanjutan bantuan untuk pasien berpenyakit langka.
Jika, belum mampu berbagi secara materi, mungkin kalian bisa memberi yang paling simpel, kalian hanya perlu tersenyum tulus untuk mereka, tanpa merasa aneh.
Jika, belum mampu berbagi secara materi, mungkin kalian bisa memberi yang paling simpel, kalian hanya perlu tersenyum tulus untuk mereka, tanpa merasa aneh.
Karena walaupun beberapa dari mereka terlihat baik-baik saja, dibalik itu mereka mungkin mengalami disfungsi enzim atau sedang mengalami pembengkakkan limpa.
Baca juga: Hiduplah dengan senang dan tenang agar terhindar stroke
Para orang tuanya mungkin sedang rapuh karena tantangan hidupnya lebih banyak di banding orang lain. Tentunya tak sulit untuk kita untuk tersenyum dengan tulus dan tidak banyak komentar menyakitkan hati mereka.
Sasi, salah satu penderita penyakit langka bersama Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K) |
Salam,
Hani
semoga para penderita penyakit langka cepat sembuh
BalasHapusIya, aamiin mas.
HapusTujuh juta buat pengobatan sangatlah mahal .kasihan kalau sampai terjadi sama orang miskin.
BalasHapusUntuk makan saja mereka susah apalagi ditambah anaknya menderita penyakit langka.
Senyuman yang tulus saat bertemu si penderita penyakit langka.
iya, mpok, dengan senyum bisa menyumbang ketenangan hati.
HapusKemana aja aku selama ini, aku baru tau kalau ada hari penyakit langka sedunia. Mudah2an kita dijauhkan dr penyakit spt ini dan mreka yg menderita penyakit ini segera diberi kesembuhan
BalasHapusaamiin. semoga kesehatan kita berkah ya mbak.
Hapuswah baru tahu ada penyakit langka sedunia
BalasHapusIya, sama kang. Aku juga baru tau pas ikut acara ini.
HapusSenyuman kita efeknya banyak bagi mereka ya. Prihatin juga dengan adanya penyakit langka.
BalasHapusKalo bisa sumbang yang lain lebih oke. Tapi kalo gak, ya seadanya dulu.
HapusSmoga pemerintah aware terhadap.anak dg penyakit langka.
BalasHapusAamiin. Semoga pemerintah bisa lebih banyak membantu.
HapusSemoga dengan edukasi ini bisa membuat kita antisipasi yah
BalasHapusIya, mbak. Aamiin.
HapusSetuju banget dnegan paragraf terakhir. Jangan tambah beban mereka. Justru kita harus selalu berusaha untuk baik. Senyuman yang tulus bisa sangat membantu
BalasHapusiya, mbak. kalau belum bisa berkontribusi banyak, minimal jangan nambah beban mereka. hehe
HapusSemoga semua yang sakit bisa ikhlas dan lekas diangkat penyakitnya. Aamiin.
BalasHapusiya, mbak. aamiin.
HapusHebat para orang tua pilihan ini, mereka sangat special. Semoga selalu semangat untuk anak-anak mereka.
BalasHapusiya, mbak. aamiin. semoga kita juga selalu semangat.
HapusSemoga anak-anak dan para orangtua mereka diberikan kesabaran dan kekuatan.
BalasHapusaamiin
Hapusdaripada memandang dengan pandangan penuh judgement, lebih baik senyum yaa. Ku yakin pasien penyakit langka dan keluarganya sangat kuat untuk menjalani pengobatan.
BalasHapusiya, mbak. kalau belum bantu banyak, setidaknya senyum bisa membantu mereka.
HapusOoh dua tiga menit ya
BalasHapusHaha. iya mbak. gak lama kan baca tulisan aku?
HapusEntah kenapa, terakhir belakangan ini semakin banyak bermunculan penyakit langka. Semoga kita semua selalu dalam perlindungannya dengan anugerah kesehatan
BalasHapusaamiin mbak
HapusSemoga semakin banyak masyarakat yang aware terhadap penyakit langka ini ya. sehingga bisa dicek sedini mungkin dan mendapatkan penangan yang lebih cepat. semoga kita dijauhkan dari penyakit ini. dan yang terkena disehatkan kembali. aamin.
BalasHapus