Aristoteles (384-322 SM) adalah seorang filsuf Yunani yang memberikan kontribusi penting di dalam etika. Di kontribusi etika filantropi, Aristoteles menunjukkan kegembiraan yang kita alami ketika kita memberi untuk kepentingan orang lain.
Dia menunjuk bahwa
keunggulan dan kegembiraan bukan demi kekayaan. Tetapi, kekayaan ada untuk
kesempurnaan dan kegembiraan. Oleh sebab itu, dia mendorong untuk memberi agar
menerima kegembiraan.
Karena donasi pendidikan, donasi sekolah, donasi
kemanusiaan, dan donasi makanan adalah salah satu bentuk untuk memberi, saya
akan memakai filosofi Aristoteles untuk menunjuk bahwa donasi bisa menghasilkan
kegembiraan.
Aristoteles adalah murid Plato dan
gurunya Alexander Agung. Setelah itu, dia menjadi pendiri sekolah yang bernama,
‘Lyceum’, yang berlokasi di Athena. Ayahnya Aristoteles adalah Nicomachus. Dia
adalah tabib istana Raja Amyntas II di Makedonia. Ibu nya Aristoteles
adalah Phaestis. Dia adalah seorang bidan.
Dalam seumur hidupnya, Aristoteles
telah mengkontribusi banyak di banyak berbagai bidang. Etika Filantropi adalah salah satu
kontribusi Aristoteles.
Filsafat ini mengajar bahwa kebahagiaan dapat dicapai
saat seseorang membangun persahabatan dan komunitas. Karena fokus ajaran
Aristoteles adalah untuk membantu orang lain, dia tidak mempromosikan
keuntungan pribadi.
-----------------------------------------------------------------
Baca tulisan saya lainnya:
----------------------------------------------------------------
Ajaran Aristoteles ini berbeda dengan guru kontradiktif
lainnya. Walaupun fokus filsafat Aristoteles adalah untuk membantu orang,
filsuf ini juga mengajar bahwa tanpa mempunyai harta pribadi yang dihasilkan
karena bekerja, seseorang tidak akan punya kapabilitas untuk memberi untuk
membangun persahabatan dan komunitas.
Tanpa kepemilikan pribadi,
Aristoteles mengajar bahwa seseorang tidak bisa mempraktekkan kemurahan hati
dengan cara memberi kepada orang lain yang akan menghasilkan kebahagiaan.
Filsafat Etika Filantropi Aristoteles mengatakan bahwa kemurahan hati saat
seseorang memberi saat ada yang butuh, dan bukan memberi karena dia cuman
pengen memberi, akan menyebabkan kebahagiaan.
Salah satu bentuk memberi adalah
donasi (https://wahanavisi.org/id/giving/gift_catalog). Salah satu isu di antara banyak isu
lain yang membutuhkan donasi adalah untuk anak-anak kemiskinan. Saat ini, skala
penderitaan yang anak-anak menghadapi karena kemiskinan adalah sangat besar.
Karena kemiskinan, banyak anak telah meninggal. Mereka mengalami kesulitan
untuk membayar pendidikan, makanan, obat, dan lain-lain. Jika ada donasi
pendidikan, donasi sekolah, donasi kemanusiaan, dan donasi makanan untuk
anak-anak yang saat ini mengalami penderitaan, apakah donor-donor ini akan
mencapai kebahagiaan?
Aristoteles telah mengajar dalam Etika Filantropi dia,
bahwa, benar, kegembiraan ini akan tercapai lewat memberi dengan hati yang
murni.
Referensi:
B. (2019, September 10). Aristotle.
Biography. https://www.biography.com/scholar/aristotle
Aristotle (biography) — Astronoo.
(2013). Astronoo. http://www.astronoo.com/en/biographies/aristotle.html
Ethics and family philanthropy:
Advice from Aristotle – NCFP. (2016c, August 18). National Center for Family Philanthropy. https://www.ncfp.org/2016/08/18/ethics-and-family-philanthropy-aristotle/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hehooo semuanya,
Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)