Hai, apa kabar? Semoga sehat selalu ya dan jikalau sedang isoman (isolasi mandiri), semoga cepat sembuh. Aamiin.
Btw, kali ini saya mau sharing info dari Ruang Publik KBR yang saya lihat di youtube Berita KBR, bersama 2 narasumber:
- dr. Jossep F. William (Satgas Covid-19 Nasional)
- dr. Alisa Nurul Muthia (RS PMI Bogor)
- Moderator: Inez Nirmala
Karena saya rasa masih ada yang belum tau banyak info terkait Isoman ini. Bahkan, salah seorang teman cerita, dia hampir 'lewat' saat isoman. Ngeri banget kan?
Dia sendirian di kosan dengan status minim info serta minim dukungan. Jadi terkapar sendirian di kamar. Dan, mungkin di luar sana masih banyak yang seperti teman saya.
Apa yang Harus Dilakukan Pasien Isoman dan Keluarga?
Dulu, saat awal-awal ada corona, pasien akan dibawa ke tempat khusus, meski tanpa gejala. Tapi kini ada lebih dari 3 juta kasus.
Sehingga, pasien yang masih bisa dirawat di rumah, disarankan isoman. Agar yang dirawat itu benar-benar pasien yang butuh bantuan perawatan khusus.
Tapi, tentunya isoman itu berdasarkan keputusan dokter yang menangani ya. Dengan mempertimbangkan kondisi klinis pasien, kondisi rumahnya untuk perawatan, serta sosialnya.
Terus, pasien HARUS lapor ke RT RW atau puskesmas agar terpantau keadaannya. Tetangga pun biasanya akan membantu serta membatasi interaksi langsung tanpa mengucilkan.
Kemudian, pasien sebaiknya punya ruangan sendiri serta dipisah alat-alat yang digunakan, supaya tidak menulari anggota keluarga lainnya.
Alat makan, alat sholat, dan kalau bisa kamar mandi pun dipisah. Tapi jika kamar mandi hanya satu, ya sudah, usahakan tidak berpapasan 3-4 meter/contactless.
Atau bila tidak memungkinkan isoman di rumah, bisa isolasi mandiri di kewilayahan atau isolasi terpadu berdasarkan rujukan puskesmas atau satgas terdekat.
Sedangkan, untuk baju dan perlengkapan lain yang telah digunakan pasien isoman (minimal) langsung direndam air sabun. Supaya virus mati dan tidak menular.
Dan, untuk tisu, masker serta sampah lainnya bekas pasien isoman, buang dengan kantong berwarna kuning atau diberi tanda sampah infeksius.
Sampah yang dihasilkan pasien isoman tidak boleh dicampur dengan yang lain. Supaya bisa diolah terpisah oleh puskesmas.
Namun, jika puskesmas tidak sanggup, sampah hasil pasien isoman harus direndam sabun terlebih dahulu, baru diperlakukan seperti sampah lainnya.
Lalu, jika isoman sebaiknya punya Pulse Oximeter untuk mengetahui kondisi kadar oksigen dan nadi. Serta punya termometer.
Sebab, selama isoman, pasien harus dilakukan pemantauan sehari dua kali. Tak apa jika tidak punya alat untuk memantau kondisi pasien, asal memperhatikan perubahan kondisi pasien.
Jika sudah sesak, keringat dingin, berdebar-bedar, demam tinggi, dan saturasi oksigen di bawah 95%, segera ke dokter terdekat jika tidak mempan saat mengatur napas.
Karena, jika pasien sudah butuh oksigen, artinya pasien harus rawat inap. Meminum obat batuk atau lainnya untuk meredakan gejala terus menerus bukan solusi yang disarankan.
Aniwei, pasien isoman tidak perlu obat-obatan yang macem-macem, cukup obat dari satgas. Obatnya pun sebenernya bukan obat berat, biasanya obat mual, diare, dll.
Karena jika disarankan isoman berati pasien tidak bergejala atau gejala ringan. Palingan pasien harus ubah pola makan jadi seimbang nan bergizi, bersih dan segar.
Hidup sehat, nutrisi dan cairan itu penting untuk diperhatikan. Dan, jika anak masih menyusui, sebaiknya tetap diberi ASI.
Jika ibu yang positif hendak menyusui, selalu pakai masker saat berkontak dengan anak, cuci tangan dan bersihkan daerah yang akan terkena dengan anak.
Fyi: anak di bawah 2 tahun tidak diperbolehkan pakai masker
Tindakan Pemerintah untuk Pasien Covid-19
Pasien atau keluarga pasien isoman juga bisa menggunakan Telemedicine (bisa untuk seluruh Indonesia) yang sudah disediakan pemerintah. Dengan prosedur, cek PCR yang sudah terafiliasi dengan kemenkes.
Sehingga, saat dinyatakan positif, data akan dikirim ke kemenkes. Lalu, pasien akan dikirimkan link dari 11 platform yang bekerjasama untuk berkonsultasi dengan dokter.
Selama sesuai prosedur, akan gratis, termasuk saat menebus obat yang diberikan dokter. Tebus obat bisa di kimiafarma atau dikirimkan oleh dinkes setempat.
Saat ini, sudah ada 742 lab yang sudah terafiliasi dengan pemerintah. Bisa cek labnya di website kemenkes atau cek ke dinkes setempat.
Pemerintah juga punya LBI/Layanan Bantuan Informasi gratis (baru ada di Jakarta dan Bandung) berbasis wa di nomor 082123903617. Untuk info ambulans, tempat rawat, dll.
Selain itu, bisa curhat gratis di layanan konseling dengan psikolog yang ada. Nanti dijadwalkan waktu zoomnya. Menggunakan zoom biar berasa tatap muka.
Pihak satgas covid-19 juga mengerahkan relawan yang sudah terlatih dan punya bekal pengetahuan yang cukup ke berbagai daerah untuk lebih membantu masyarakat.
Kurang lebih itu sih info yang saya dapat dari acara dengan Tema: Pasien Isoman Covid-19 dan Tantangannya, bersama KBR yang dipersembahkan oleh PMI (Palang Merah Indonesia) dan didukung IFRC.
Semoga kita sehat selalu ya. Aamiin. Dan, seperti dr. Alisa bilang, "Jika sudah bergejala, jangan kemana-mana. Biar tidak menularkan orang lain."
Berusaha juga untuk bantu pasien isoman dengan memberikan buah-buah yang tidak mudah busuk atau food prep untuk 1 minggu ke depan.
Salam,
Hani, yang semoga sehat tanpa merepotkan orang lain dan umurnya berkah selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hehooo semuanya,
Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)