Kalian pasti sudah tau, saya sudah beberapa kali bahas tentang kusta. Yaps, semenjak mengikuti talkshow di Youtube Berita KBR, Ruang Publik KBR, saya jadi tertarik.
Karena lahir dan tumbuh di mayoritas kota besar, saya belum tau tentang kusta lebih dalam. Kayaknya tau kusta cuma dari buku pelajaran.
Belum lagi, ada yang bilang kusta itu penyakit kutukan. What? Seriusan jaman now masih ada yang percaya dengan hal gaib selain agama? Hmmm...
Makanya itu, senang banget pas tau info dari ahlinya langsung, yaitu NLR. Salah satu organisasi yang memang fokus menangani kusta.
Oke, biar sama-sama kita kita open minded tentang kusta dan stigmanya, saya bantu bahas ya dari Talkshow Gaung Kusta di Udara pada tanggal 13 September 2021 bersama narasumber:
- dr. Febrina Sugianto (Junior Technical Advisor NLR Indonesia)
- Malika (Manager Program dan Podcast KBR)
- Host KBR: Rizal Wijaya
Kusta Bukan Penyakit Kutukan!
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Dan, bisa sembuh! Apalagi, jika segera berobat dengan penanganan yang tepat.
Ada obat yang harus diminum setiap hari secara rutin. Dan, mungkin ada efek samping seperti warna kulit berubah, saluran pencernaan terganggu, serta badan panas.
Jika sangat mengganggu, penderita kusta sebaiknya cek reaksi kusta langsung ke puskemas untuk konsultasi, agar tau hasilnya dan pengobatan yang tepat.
Jangan langsung menghentikan pengobatan sendiri tanpa keputusan dokter. Karena bisa memperburuk kustanya atau mesti mengulang kembali minum obat dari awal.
Reaksi tersebut mungkin disebabkan dari internal, seperti stres atau faktor imunitas. Tapi, itu belum tentu efek dari pengobatan, bisa jadi efek dari yang lain.
Kusta memang bisa menular, tapi tidak semudah itu. Kalau hanya say hai mah gak langsung kena, kecuali takdir. Yang berpotensi tertular tuh yang berinteraksi dengan intens.
Ada dua jenis kusta:
- Multibacillar (MB)
- Paucibacillar (PB)
Dan, yang di Indonesia mayoritas terkena MB. Kuman yang ada lebih banyak. Bisa muncul 5 atau lebih lesi (kondisi kulit yang abnormal).
Kasus kusta di Indonesia turun selama pandemi. 26 provinsi sudah tidak ada kasus kusta. Mayoritas yang masih ada kasus kusta adalah di luar Pulau Jawa.
Ngomong-ngomong, bagiamana NLR menangani kusta? Jawabannya, bisa secara online maupun offline. Adaptasi dengan keadaan sekarang saat pandemi.
Kalian bisa baca di tulisan saya sebelumnya ya buat info selanjutnya tentang kusta. Atau kalau mau lebih lengkap, cek website dan sosmed NLR.
Baca juga: Bantu penderita disabilitas jadi SDM unggul
Peran Radio untuk Literasi Kesehatan
Btw, 11 September biasa dirayakan sebagai Hari Radio Nasional. Ikut senang jika saat ini radio masih eksis dengan konten yang menarik, seperti KBR.
Mengangkat isu marjinal seperti kusta menurut saya adalah pilihan bijak. Karena bisa bantu mengeliminasi stigma tentang kusta.
Supaya para penderita kusta tidak lagi dikucilkan dan mau berobat total hingga sembuh. Dengan memberi info langsung dari pihak terpercaya membantu memutus hoax yang beredar.
Semakin banyak yang membicarakan fakta, diharapkan penyakit kusta di Indonesia semakin hilang. Para penderita kusta atau OYPMK juga semangat kembali beraktifitas normal.
Baca juga: Ayo dukung Indonesia jadi inklusif!
Mba Malika, sebagai orang radio yang berpengalaman membeberkan, untuk membuat radio atau talkshow semakin menarik dilakukan beberapa strategi.
Contohnya SUKA (suara untuk kusta) dilakukan beberapa cara, seperti:
- Mendatangkan langsung penderita yang sembuh agar yang mendengar semangat kembali, misal mengundang OYPMK.
- Mengangkat isu dari sisi lain, contoh: apa penderita kusta yang sudah sembuh punya kesempatan kerja?
- Lomba podcast.
- Mengundang blogger, jurnalis, mahasiswa ilmu kesehatan.
- Dan strategi lainnya yang didiskusikan bersama pihak yang bekerjasama.
Dengan harapan lebih banyak orang yang membahas dan punya pemahaman yang baik tentang kusta, bisa mengurangi diskriminasi terhadap penderita.
Salam,
Hani, yang semoga bisa selalu memberikan informasi yang bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hehooo semuanya,
Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)