Transmigrasi adalah program pemerintah memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah yang lebih sedikit penduduknya. Salah satunya adalah penduduk Desa Nusantara, yang merupakan program transmigrasi di tahun 1981.
Desa Nusantara diberi nama tersebut karena perusahaan yang mendapatkan tender untuk pembukaan lahan dan pembangunan kawasan di jalur 27 Air Sugihan bernama PT Nusantara. Lokasi desa ini berada di daerah Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Para warganya berasal dari Jawa Timur dan Jawa Barat, seperti Kediri, Madiun, Tulung Agung, Nganjuk, Mojokerto, Pandeglang dan Subang. Salah satunya adalah Pak Usman.
Dalam skema transmigrasi, alokasi tanah untuk tiap keluarga dipolakan sebagai berikut:
Lahan 1 (L1) seluas 2 hektar + Lahan 2 (L2) seluas ¼ hektar
Masing-masing desa juga disediakan Lahan Cadangan dengan asumsi bahwa warga desa akan bertambah dengan seiring waktu. Adapun di Desa Nusantara, total L1 + L2 adalah 1012 hektar, lahan cadangan seluas 200 hektar, dan area peruntukan lain (APL) seluas 1200 hektar.
Warga yang bertransmigrasi juga diberi fasilitas rumah panggung, drum tadah hujan, puskedes dll. Terkesan nyaman bukan? Tapi tentu sebagai pionir tidaklah mudah untuk bertahan di daerah yang benar-benar baru dengan fasilitas seadanya dan semua serba bertahap.
Hingga tahun 1995 warga melakukan pembabatan lahan, bergotong royong untuk bercocok tanam dan memanfaatkan fasilitas tanah yang ada dengan bertani hingga pada tahun 2005. Masalah hewan yang memakan hasil tanam hingga wabah kolera pun dilalui mereka.
Sayangnya, perusahaan sawit berinisial SAML mengklaim 42 ribu ha lahan di 18 desa di Kecamatan Air Sugihan, Sumatera Selatan. Karena mendapat izin prinsip dari Bupati OKI, NO: 460/1998/BPN/26-27/2005, untuk menggarap lahan seluas 42 ribu ha, yang terletak di 18 desa di Kecamatan Air Sugihan, termasuk Desa Nusantara.
Dan, di Tahun yang sama perusahaan tersebut melakukan pengukuran dan mengklaim sawah sebagai hutan yang tidak pernah dikelola. Lalu, di tahun 2007 PT. SAML sudah melakukan pembebasan lahan di 17 Desa dan Desa Nusantara menjadi satu-satunya yang menolak pembayaran untuk pembebasan lahan seluas 1.200 hektare.
Bahkan di tahun 2009, tiga petani dari desa Nusantara, yaitu Pak Sukirman, Pak Syaiful, dan Pak Tursiman menjadi
tersangka atas pengaduan yang dilakukan PT. SAML. Untungnya, karena terus mendapat perlawanan dari warga perusahaan pun berhenti.
Baca juga: Cara Naik Kendaraan Umum
Dibentuknya Forum Petani Nusantara Bersatu
Forum Petani Nusantara Bersatu didirikan tahun 2007 sebagai bentuk respon terhadap perusahaan sawit dan wadah menyalurkan aspirasi warga. Anggotanya saat ini ada 700 orang. Ini dianggap sebagai orang-orang yang berkomitmen untuk menjadikan desa nusantara menjadi desa ekologis, yaitu desa yang memiliki kemampuan untuk menopang keberlanjutan daya dukung lingkungan sebagai sumber pangan warga.
Dengan adanya forum ini diharapkan bisa memusnahkan aktivitas-aktivitas destruktif yang bisa meghilangkan atau bahkan memusnahkan ekosistem desa. Alhamdulillahnya juga ada WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) yang terus mendampingi Desa Nusantara dan desa lainnya untuk memiliki kepastian wilayah kelola dengan Sustainable Land Use Planning (SLUP), sebuah metode untuk menyusun tata guna lahan berkelanjutan secara partisipatif.
Baca juga: Eco Fashion
Dana Nusantara
Dana Nusantara adalah program yang mendanai masyarakat adat dan komunitas lokal dalam memberdayakan SDA yang ada di sekitarnya. Salah satunya Desa Nusantara. Tujuan Dana Nusantara adalah sebagai berikut:
- Mendorong kemandirian komunitas lokal
- Meningkatkan partisipasi komunitas lokal dalam pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam)
- Membangun kesadaran komunitas lokal terhadap isu lingkungan hidup
- Berkontribusi pada keberlanjutan pengelolaan SDA
- Meningkatkan partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak
Dana Nusantara secara resmi dideklarasikan pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara yang berlangsung pada tanggal 24 – 30 Oktober di wilayah adat Tabi di Papua. Dan, dikelola oleh WALHI, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), serta Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).
Fokus dana nusantara diberikan kepada mereka yang aksesnya terbatas terhadap sumber daya dan pendanaan. Dana Nusantara ini sudah mendampingi 250ribu keluarga yang mengelola dan melindungi 1.161.338 ha WKR (Wilayah Kelola Rakyat).
Dengan bantuan yang ada, alhamdulillah Desa Nusantara perlahan tapi pasti semakin maju dan dideklarasikan sebagai desa ekologis karena sukses mengelola lahan gambut. Tentu ini sesuai dengan prinsip Dana Nusantara yang ingin berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan komunitas, memperjuangkan pengakuan dan perlindungan WKR berada di tangan komunitas, mengembangkan ekonomi lokal, dan meningkatkan keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam.
Lalu, dengan membantu meningkatkan pendapatan komunitas lokal dan memperbaiki kualitas hidup mereka, nantinya komunitas lokal yang menjadi subjek dana nusantara akan menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan iklim, kerusakan hutan, dan degradasi lingkungan hidup.
Selain Desa Nusantara, ada juga Desa Tanjung Aur, yang berhasil memaksimalkan penggunaan Dana Nusantara lewat dukungan dari WALHI. Pada tahun 2013 lalu, kondisi di beberapa bagian hutan di Desa Tanjung Aur kering dan kosong, alhamdulillahnya 9 tahun kemudian hutan berhasil direboisasi. Wah, seneng dengarnya! Karena ini adalah salah satu bukti efek baik dari pemanfaatan Dana Nusantara yang tepat.
Baca juga: Sustainable Fashion
Penutup
Kita harus menyadari betapa pentingnya para komunitas lokal untuk menjaga kelestarian alam. Oleh karena itu, mari kita cegah bencana ekologi yang terus menerus dan lebih peduli dengan masyarakat yang di wilayah yang lebih bisa membantu menjaga keseimbangan alam. Karena komunitas lokal inilah yang mungkin paling tahu cara menjaga wilayah mereka agar tetap baik dan terhindar bencana alam.
#EcoBloggerSquad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hehooo semuanya,
Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)