Halaman

Minggu, 03 Desember 2023

Remaja Dengan Disabilitas Ternyata Antusias Berpartisipasi Dalam Pemilu 2024


Tak bisa dipungkiri, banyak yang anti dengan politik, apatis atau belum tahu info-infonya, bahkan untuk bahasan Pemilihan Umum Presiden yang akan diselenggarakan sebentar lagi, yaitu pada Rabu, 14 Februari 2024. Padahal, jika kita peduli, bisa disamakan dengan kepedulian kita akan masa depan.

Untungnya Kenichi Satria Kaffah, remaja yang akan berpartisipasi pada pemilu tahun depan, sangat antusias sekali. Pria berumur 20 tahun yang sebelumnya menyandang low vision dan mengalami disabilitas kehilangan pengelihatan total sejak kelas 7 (1 SMP) ini sudah memiliki awarness mau dibawa kemana Indonesia di masa depan dan pentingnya pemilu.

Sebagai narasumber di acara Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia dalam rangkaian Suara Untuk Indonesia bebas Kusta (SUKA) dengan tema Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024, yang diselenggarakan pada hari Selasa, 28 November 2023, Kenichi bercerita bahwa beliau juga telah aktif menyuarakan narasi-narasi yang sekiranya bisa membantu remaja lainnya untuk aktif dalam pemilu. Wih, keren ya! Dan, memang disabilitas pun diperbolehkan untuk ikut pemilu loh!

Ada Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 13 yang mengatur hak politik penyandang disabilitas, dimana salah satunya adalah memberikan kesempatan yang sama untuk dapat ikut berpartisipasi dalam pemilu. Bahkan, dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Pasal 5, penyandang disabilitas yang memenuhi syarat mempunyai kesempatan yang sama sebagai calon anggota DPR, calon anggota DPD, calon Presiden/Wakil Presiden, calon anggota DPRD, dan penyelenggara Pemilu.

Iya, tahu, mungkin dalam pelaksanaannya masih belum sempurna. Mungkin ada miss informasi dalam pendataan, sehingga tempat pencoblosan kurang accessible. Misal, terlalu sempit untuk kursi roda dsb. Atau, kuranganya dukungan dari anggota keluarga. Tapi negara sebenarnya sudah berusaha memfasilitasi semua para rakyatnya untuk bisa ikut serta pesta demokrasi. Nah, tugas bawaslu lah yang membantu meningkatkan partisipasi peserta pemilu, termasuk dari teman-teman disabilitas, OYPMK, dan kelompok-kelompok lain yang rentan termajinalkan. Bawaslu juga menyediakan posko-posko pengaduan yang berfungsi menerima aduan masyarakat jika dalam pelaksanaan pemilu ada yang bermasalah.

Teman-teman disabilitas juga bisa mengakses melalui DPT Online atau aplikasi Sistem Informasi Layanan Pendaftaran/Pelaporan Ormas (Silapor) untuk mengecek lokasi pemilihan nanti beserta aksesnya. Jika dirasa belum memfasilitasi dengan baik, bisa dikomunikasikan.

Karena seperti pemaparan salah satu narasumber di acara kemarin, yakni Ibu Noviati, S.IP selaku PPRBM (Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat) sekaligus Tim Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu), pemilu inklusif adalah pemilu yang bisa membuat setiap warga negaranya bisa berpartisipasi tanpa memandang jenis kelamin, etnis, dan lain sebagainya. Dengan prinsip kesetaraan, prinsip accessible, dan juga sinergitas dari semua pihak sehingga menciptakan kondisi pemilu yang nyaman, termasuk untuk rekan-rekan disabilitas.

Dalam pelaksanaannya, tidak hanya sosialiasi tokoh-tokoh, parpol, tata cara pemilihan, dsb kepada pemilih, tapi untuk teman-teman disabilitas, terutama yang pemula, akan diadakan simulasi. Guna memudahkan rekan-rekan disabilitas pada hari H dan lebih paham tata caranya. Tentu ini sangat bermanfaat sekali ya. Karena meski sudah ada sosialisasi, baik itu melalui sosial media atau secara langsung, kan lebih enak ada simulasinya.

Harapannya dengan adanya usaha dari bawaslu bisa meningkatkan peserta pemilu. Dan, dari Kenichi sendiri, remaja yang mempunyai disabilitas pengelihatan/tuna netra, berharap isu disabilitas bisa dimasukan dalam proses kampanye, visi misi, sehingga isu disabilitas bisa kontinue. Ada aksi nyata setelah itu.

Lalu, jika ada anggota keluarga atau kalian sendiri yang disabilitas ingin melek pemilu, Kenichi mengatakan pihak terdekat sangat berpengaruh. "Dari keluarga terdekat, orang tua, tenaga pendidik, guru, lingkungan yang paling dekat, serta sosial media." Begitu jawab Kenichi ketika ditanya siapa yang mempengaruhi dalam hal pemilu.

Yuk, kita semua melek akan pemilu dan ikut serta dalam pesta demokrasi tahun depan!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hehooo semuanya,

Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)