nisaahani: blogger yang suka sharing review: Dengan Rumah Baca Sijo, Henok Ayabmen Bantu Pemberantasan Buta Aksara di Kampungnya

Minggu, 13 Oktober 2024

Dengan Rumah Baca Sijo, Henok Ayabmen Bantu Pemberantasan Buta Aksara di Kampungnya

"Tidak ada sekolah, usia sebelas atau dua belas tahun anak-anak tidak sekolah, dan rata-rata anak-anak di kampungnya belum bisa membaca." Cerita Henok Ayabmen, yang akhirnya tergerak untuk mendirikan Rumah Baca Sijo di Kampung Dugrijmog, Distrik Didohu, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Dan itu menjadi rumah baca satu-satunya di kampungnya.

Henok Ayabmen. Sumber: Youtube Tribun Papua Barat Official

Semua berawal dari Henok Ayabmen yang memikirkan akan bekerja apa jika dirinya telah lulus dari STKIP Muhammadiyah pada tahun 2021. Karena terinspirasi dari Lamek Dowansiba, yang pada tahun 2022 sudah menjadi founder dari 24 komunitas rumah baca di Papua Barat, postingan-postingan Lamek Dowansiba yang selalu agresif mendorong dunia literasi di Papua Barat, Henok Ayabmen pun tergerak untuk ikut membantu menghempas buta aksara.

Rumah Baca Sijo sempat berjalan selama empat bulan di Soribo, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, lalu dipindahkan ke Kampung Dugrijmog, Distrik Didohu, Kabupaten Pegunungan Arfak yang terletak cukup pedalaman, delapan jam perjalanan dari Kabupaten Manokwari. Di tahun yang sama, dibangun juga sekolah darurat. Kondisinya tidak mewah, sangat seadanya, tapi pemuda asal suku Sougb Arfak ini sangat ingin memberantas buta aksara di daerahnya untuk menyelamatkan generasi selanjutnya.

Dalam prosesnya, Henok Ayabmen juga mengkoordinasikan dengan Lamek Dowansiba untuk membawa Rumah Baca Sijo dari Manokwari ke kampungnya. Keinginan Henok Ayabmen pun mendapatkan respon positif serta dukungan dari Lamek Dowansiba. Buku-buku yang ada, didapatkan Rumah Baca Sijo dari donasi Komunitas Suka Membaca (KSM) yang pendirinya adalah Lamek Dowansiba.

Dan, meskipun saat didirikan tidak dibantu pemerintah, ketika rumah baca tersebut dibawa ke kampungnya, hanya hitungan dua hari orang tua di sana mendukung gerakan ini. Anak-anak hingga orang tua di kampungnya memang buta huruf, tidak tahu baca, rata-rata anak di Kampung Dugrijmog lebih memutuskan untuk tidak mengenyam pendidikan dasar hingga lanjutan. Karena untuk akses ke ibu kota Kabupaten Pegunungan Arfak harus menempuh perjalanan sepanjang 10 kilometer.

Henok Ayabmen bercerita bahwa saat Sekolah Dasar (SD), dirinya harus berjalan kaki dari pukul 5 pagi untuk ke sekolahnya. Itu pun harus melewati medan yang tidak biasa karena tinggal di daerah pegunungan. Bahkan, sampai dirinya sudah berkuliah pun masih belum ada akses pendidikan yang dibangun di daerah dekat tempat tinggalnya. Oleh sebab itu, akses pendidikan di kampungnya cukup terbatas.

Sumber: https://www.instagram.com/literasi_manokwari

Sumber: https://www.instagram.com/literasi_manokwari

Namun, kini anak-anak Kampung Dugrijmog, Kabupaten Pegunungan Arfak, rata-rata berusia 6-16 tahun sudah banyak yang bisa membaca dan menulis serta mengenyam pendidikan di sekolah formal. Meskipun dengan keterbatasan fasilitas, tapi perjuangan Henok Ayabmen membuahkan hasil.

Semoga semakin diangkatnya kisah Henok Ayabmen, pemerintah meningkatkan fasilitas akses pendidikan dan rumah baca yang ada di Kampung Dugrijmog.

Sijo


Sijo artinya 'terimakasih', diambil dari bahasa Arfak. Saya yang mengetahui kisah Rumah Baca Sijo seakan ingin berterima kasih terhadap Henok Ayabmen yang sudah balik kampung setelah mengenyam pendidikannya dan memutuskan mengembangkan daerahnya. Tidak hanya mengutamakan masa depan dirinya, tetapi juga kemajuan daerahnya.

Memberi pendidikan serta memberi fasilitas untuk mengaksesnya memang tugas pemerintah dan negara, tetapi semoga dengan adanya kisah Henok Ayabmen, semakin banyak pemuda yang ikut membantu berkontribusi memberantas buta aksara dan meningkatkan kualitas lingkungannya. Karena masih ada anak-anak di balik gunung dan lembah yang masih butuh kita untuk menuntun mereka agar bisa tahu baca tulis, serta mendapat pendidikan yang lebih luas. Yuk, kita ikut andil membantu pemberantasan buta aksara!

Sumber referensi:
  • https://www.tribunnews.com/regional/2022/07/12/cerita-henok-ayaumen-pendiri-satu-satunya-rumah-baca-di-kampung-dugrijmogi-pedalaman-papua-barat
  • Youtube Tribun Papua Barat Official
  • https://www.instagram.com/literasi_manokwari
  • https://kumparan.com/balleonews/kisah-anak-papua-berantas-buta-aksara-di-pedalaman-papua-barat-1yUdMadm64R
  • https://kabar24.bisnis.com/read/20241002/79/1803444/perjuangan-henok-ayaumen-membangun-literasi-di-tengah-keterbatasan
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hehooo semuanya,

Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)