Karena dari materi itu, jadi berpikir, mana ya yang mau saya share ke pembaca blog saya? Rasanya penting semua. Hehe.
Diawali dengan pembukaan, nyanyi Indonesia Raya bersama, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, pembacaan doa, sambutan Direktur Jendral Bimas Islam (Pak Muhammadiyah Amin), arahan penasehat Dharma Wanita Kemenag (Bu Trisna Lukman Hakim), lalu tari saman, kemudian kita mendapat materi tentang pemerintah dan akses internet, tips membentuk keluarga multimedia aman beselancar di dunia maya, serta peran ibu menghadapi pengaruh media sosial dalam pendidikan anak. Oke deh, mari kita bahas sesuai yang saya pikirkan dan rasakan.
-------------------------------------------------------------------------------
Baca tulisan saya lainnya:
----------------------------------------------------------------------------
Apa yang perlu diketahui tentang Sosial Media saat ini?
Seperti yang saya bilang tadi, materinya banyak. Tapi, yang mesti kalian camkan itu, ketika kita berselancar di dunia maya, baik searching, belanja online, nulis status di sosmed dll itu kita tidak sendirian. Karena tindakan kita itu tercatat di server.
Jadi, pastikan kita melakukan aktifitas yang baik-baik saja ya. Karena kalau kita semakin sering terdeteksi yang tidak-tidak, ngeri kenapa-kenapa. Apalagi sekarang ada UU ITE.
Terus nih ya, pernah denger info, katanya, kita bahkan jangan memfoto yang aneh-aneh. Karena mayoritas aplikasi sekarang minta izin untuk bisa mengakses segala macam di smartphone kita, termasuk izin ke galeri. Jadi, walaupun kita sudah hapus foto yang aneh-aneh itu, kemungkinan masih tetap ada di server aplikasi yang kita izinin buat liat galery kita. Duh, ngeri kan ya?
Main aman aja sekarang mah. Share atau komen yang baik aja atau diam. Sama seperti omongan, ketika di sosmed atau media lainnya, usahakan yang baik-baik saja. Lagian juga itu ngaruh ke image kita.
Bukan, bukan maksud untuk jaim alias jaga image atau pencitraan. Tapi ini salah satu cara mengurangi untuk menyakiti orang lain dan diri kita sendiri di masa depan nanti. Pernah denger kan kalau rekruiter suka kepo-in sosmed para pelamarnya?
Nah, itu nyata kejadian gaes. Beberapa kali liat sendiri, perekrut (bukan cuma untuk pekerjaan yang berkaitan sosmed ya. Untuk pekerjaan kantoran yang tidak berkaitan dengan sosmed pun) ngecek-cek sosmed pelamar. Dan men-judge berdasarkan apa yang diposting si pelamar. Wew. The power of sosmed.
Eh, tapi sosmed bukan cuma cerita seram saja ya. Karena sosmed dan internet seperti pisau. Jika kita menggunakannya dengan baik, malah bisa membantu kehidupan kita. Tapi kalau buruk, tentu bisa membahayakan.
Karena banyak saat ini, orang hanya melalui sosmed atau internet mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit, bahkan banyak yang lebih dari pekerja kantoran. Bisa juga pelamar keterima atau ditawarkan pekerjaan karena sosmednya.
Tidak ada yang tidak mungkin. Karena memang seperti itu kenyataannya. Oleh karena itu, penting banget menggunakan sosmed dan internet dengan bijak, baik, dan benar.
Karena saya belum bekeluarga sendiri, yang saya bisa ajarkan dan biasakan ke keluarga saya sekarang itu adalah:
1. Gunakan internet dan sosmed sebutuhnya. Sangat meminimalisir penggunaannya. Karena radiasi gadget kan juga bisa berbahaya jika terlalu lama dan mencegah kecanduan akut juga.
2. Berusaha menjadi contoh pengguna internet dan sosmed yang baik serta bisa menghasilkan uang melalui itu semua.
3. Memblokir akses konten negatif.
4. Mengingatkan anggota keluarga untuk tidak membagikan data diri dan keluarga yang bersifat rahasia.
5. Mengajarkan aneka cara penggunaan internet dan sosmed untuk mempermudah kehidupan. Seperti gmaps biar tau lokasi tanpa nanya-nanya atau jadi saling khawatir berlebihan. Menggunakan yutup atau googling untuk mengakses konten yang menambah skill atau pengetahuan, contohnya: channel memasak. Atau sesimpel penggunaan aplikasi whatsapp atau ojek online. Pokoknya, usahakan ajaran yang baik lah.
Tapi, walaupun saya belum bekeluarga sendiri, bukan berarti saya belum kepikiran akan menerapkan seperti apa sosmed, internet, dan gadget ke anak saya nanti. Karena saya sudah memikirkan beberapa hal yang sepertinya akan saya terapkan ke anak saya nanti.
Kurang lebih sama sih seperti yang sudah saya terapkan ke keluarga saya sekarang. Namun, ada sedikit perbedaan. Seperti, men-setting gadget ramah anak. Jadi, jika sewaktu-waktu gadget dipakai anak, tetap aman dilihat.
Saya juga menanamkan mental yang kuat untuk tidak terpengaruh mentah-mentah dari omongan orang lain, apalagi hanya dari dunia maya. Pemikiran yang terbuka dan tidak suka menyakiti orang lain akan saya ajarkan juga.
Membiasakan cek kembali informasi yang didapat, tenang dan dipikirkan terlebih dahulu sebelum menanggapi sesuatu, serta berpikir yang positif juga akan saya ajarkan dan biasakan. Serta hal-hal baik lainnya sedari kecil, bahkan sejak dalam kandungan.
Karena saya pikir sepertinya sulit menghindari paparan gadget, sosmed, dan internet di zaman sudah maju dan semua sudah serba canggih, apalagi saya sepertinya mungkin akan tetap terpapar gadget walaupun sudah menikah nanti. Jadi, saya berusaha menanamkan bekal yang baik dan jadi contoh teladan saja.
Seperti itu lah kira-kira yang saya lakukan ke keluarga saya sekarang dan nanti. Sebenernya kalau dipikir-pikir banyak yang mesti dilakukan, apalagi kalau mendengar penjelasan para narasumber.
Tapi yang pasti sebagai perempuan, saya akan berusaha menjadi teladan yang baik, mengajarkan dan memberi pengaruh yang baik kepada siapapun, apalagi keluarga sendiri. Saya juga akan berusaha selalu belajar dan menerima masukkan dari siapapun, sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman dan selalu berpengetahuan luas.
Kan enak tuh kalau punya anak, terus kita ngobrolnya nyambung. Bukan sok asyik, tapi bijak dan beribawa. Jadi, memberi kesan saya enak diajak berbicara dan melakukan banyak hal bareng. Serta, membuat mereka merasa aman jika berbicara dengan saya.
Ah, banyak dah kalau membahas pengennya gimana. Udah dulu ya, saya mau cari pasangannya dulu. Hehe. Yang tentunya selain sehat dan berpenghasilan halal nan cukup (ini syarat suami yang disarankan narasumber), ya kalau bisa se-visi misi lah (sesuai kenyataan ya, bukan sekedar pengennya gimana) dalam membangun keluarga. Biar jadi keluarga sakinah mawadah warrahmah. Karena berawal dari keluarga, semoga kita bisa menjadi dan mencetak generasi yang lebih baik lagi ke depannya. Aamiin.
Salam,
Hani, yang berusaha jadi teladan baik di dunia nyata ataupun di dunia maya.
Bukan, bukan maksud untuk jaim alias jaga image atau pencitraan. Tapi ini salah satu cara mengurangi untuk menyakiti orang lain dan diri kita sendiri di masa depan nanti. Pernah denger kan kalau rekruiter suka kepo-in sosmed para pelamarnya?
Nah, itu nyata kejadian gaes. Beberapa kali liat sendiri, perekrut (bukan cuma untuk pekerjaan yang berkaitan sosmed ya. Untuk pekerjaan kantoran yang tidak berkaitan dengan sosmed pun) ngecek-cek sosmed pelamar. Dan men-judge berdasarkan apa yang diposting si pelamar. Wew. The power of sosmed.
Eh, tapi sosmed bukan cuma cerita seram saja ya. Karena sosmed dan internet seperti pisau. Jika kita menggunakannya dengan baik, malah bisa membantu kehidupan kita. Tapi kalau buruk, tentu bisa membahayakan.
Karena banyak saat ini, orang hanya melalui sosmed atau internet mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit, bahkan banyak yang lebih dari pekerja kantoran. Bisa juga pelamar keterima atau ditawarkan pekerjaan karena sosmednya.
Tidak ada yang tidak mungkin. Karena memang seperti itu kenyataannya. Oleh karena itu, penting banget menggunakan sosmed dan internet dengan bijak, baik, dan benar.
Hal-Hal yang Diajarkan ke Keluarga tentang Sosial Media
Karena saya belum bekeluarga sendiri, yang saya bisa ajarkan dan biasakan ke keluarga saya sekarang itu adalah:
1. Gunakan internet dan sosmed sebutuhnya. Sangat meminimalisir penggunaannya. Karena radiasi gadget kan juga bisa berbahaya jika terlalu lama dan mencegah kecanduan akut juga.
2. Berusaha menjadi contoh pengguna internet dan sosmed yang baik serta bisa menghasilkan uang melalui itu semua.
3. Memblokir akses konten negatif.
4. Mengingatkan anggota keluarga untuk tidak membagikan data diri dan keluarga yang bersifat rahasia.
5. Mengajarkan aneka cara penggunaan internet dan sosmed untuk mempermudah kehidupan. Seperti gmaps biar tau lokasi tanpa nanya-nanya atau jadi saling khawatir berlebihan. Menggunakan yutup atau googling untuk mengakses konten yang menambah skill atau pengetahuan, contohnya: channel memasak. Atau sesimpel penggunaan aplikasi whatsapp atau ojek online. Pokoknya, usahakan ajaran yang baik lah.
Tapi, walaupun saya belum bekeluarga sendiri, bukan berarti saya belum kepikiran akan menerapkan seperti apa sosmed, internet, dan gadget ke anak saya nanti. Karena saya sudah memikirkan beberapa hal yang sepertinya akan saya terapkan ke anak saya nanti.
Kurang lebih sama sih seperti yang sudah saya terapkan ke keluarga saya sekarang. Namun, ada sedikit perbedaan. Seperti, men-setting gadget ramah anak. Jadi, jika sewaktu-waktu gadget dipakai anak, tetap aman dilihat.
(Beberapa aplikasi dan manfaatnya yang bisa di instal para orang tua)
Saya juga menanamkan mental yang kuat untuk tidak terpengaruh mentah-mentah dari omongan orang lain, apalagi hanya dari dunia maya. Pemikiran yang terbuka dan tidak suka menyakiti orang lain akan saya ajarkan juga.
Membiasakan cek kembali informasi yang didapat, tenang dan dipikirkan terlebih dahulu sebelum menanggapi sesuatu, serta berpikir yang positif juga akan saya ajarkan dan biasakan. Serta hal-hal baik lainnya sedari kecil, bahkan sejak dalam kandungan.
Karena saya pikir sepertinya sulit menghindari paparan gadget, sosmed, dan internet di zaman sudah maju dan semua sudah serba canggih, apalagi saya sepertinya mungkin akan tetap terpapar gadget walaupun sudah menikah nanti. Jadi, saya berusaha menanamkan bekal yang baik dan jadi contoh teladan saja.
***
Seperti itu lah kira-kira yang saya lakukan ke keluarga saya sekarang dan nanti. Sebenernya kalau dipikir-pikir banyak yang mesti dilakukan, apalagi kalau mendengar penjelasan para narasumber.
(Para narasumber)
Tapi yang pasti sebagai perempuan, saya akan berusaha menjadi teladan yang baik, mengajarkan dan memberi pengaruh yang baik kepada siapapun, apalagi keluarga sendiri. Saya juga akan berusaha selalu belajar dan menerima masukkan dari siapapun, sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman dan selalu berpengetahuan luas.
Kan enak tuh kalau punya anak, terus kita ngobrolnya nyambung. Bukan sok asyik, tapi bijak dan beribawa. Jadi, memberi kesan saya enak diajak berbicara dan melakukan banyak hal bareng. Serta, membuat mereka merasa aman jika berbicara dengan saya.
Ah, banyak dah kalau membahas pengennya gimana. Udah dulu ya, saya mau cari pasangannya dulu. Hehe. Yang tentunya selain sehat dan berpenghasilan halal nan cukup (ini syarat suami yang disarankan narasumber), ya kalau bisa se-visi misi lah (sesuai kenyataan ya, bukan sekedar pengennya gimana) dalam membangun keluarga. Biar jadi keluarga sakinah mawadah warrahmah. Karena berawal dari keluarga, semoga kita bisa menjadi dan mencetak generasi yang lebih baik lagi ke depannya. Aamiin.
Salam,
Hani, yang berusaha jadi teladan baik di dunia nyata ataupun di dunia maya.
***
Btw, jika kalian mengalami keadaan tidak mengenakan di internet. Kalian bisa adukan ke bawah ini ya. Tapi pastikan yang diadukan benar-benar sesuatu yang buruk setelah dipikir berkali-kali.
Jalur pelaporan aduan konten:
Website: adukonten.id
Email: aduankontenmail.kominfo.go.id
WA: 08119224545
Twitter: @aduankonten
Aplikasi : Qlue
Instagram: misslambehoaks